Tag Archives: cerita hikmah

Tidak tersentuh Media, Inilah Sang Imam Sholat Jumat 212 di Monumen Nasional

kh-m-nasir-zein-lc-ma

ilustrasi : google

Salah satu kesan mendalam yang dialami jutaan kaum muslimin dalam Aksi Super Damai Bela Islam III atau yang lebih viral dengan sebutan “aksi 212” di Monumen Nasional (Monas) Jakarta pada Jumat (2/12) adalah pelaksanaan sholat jumatnya. Banyak yang berpendapat inilah sholat jumat paling berkesan seumur hidup mereka.

Rintik-rintik air dari langit yang disertai hembusan angin, pun Continue reading

Bahkan, lututnya pun menghitam seperti kulit unta

Rasulullah SAW bersabda: “Ada tiga hal yang membinasakan, yaitu memperturutkan kekikiran, hawa nafsu yang diperturutkan dan ‘ujub terhadap dirinya sendiri.” (HR Baihaqi)

Pada zaman Nabi Musa, hidup seorang ahli ibadah yang miskin dan memiliki banyak anak. Sebut saja si Fulan. Pada awalnya dia miskin, namun sangat tekun beribadah. Suaranya yang sangat indah dan merdu saat melantunkan ayat-ayat Taurat membuatnya dijuluki an-Nur (Cahaya) dan menjadikan Nabi Musa kagum kepadanya.

Pada suatu kesempatan si Fulan meminta Nabi Musa untuk mendoakannya kepada Allah. Si Fulan bernadzar apabila dia diberi kekayaan, maka dia akan menjadikan kekayaannya sebagai sarana agar semakin taat kepada Allah. Continue reading

Home is Where Our Story Begins

Malam hari di tanggal 16 Jumadil Ats Tsani 1436 H, ketika mega merah di langit sedikit demi sedikit meghitam. Burung-burung berangsur kembali ke sarang mereka. Bulan datang menggantikan matahari merajai kegelapan.

Hawa dingin mulai menerpa bumi. Di sebuah ruang keluarga, seorang bapak muda sedang duduk santai sambil menyelami bacaan Al Quran dengan gadgetnya. Tiba-tiba, seorang gadis datang menghampirinya. Dia menangis tersedu-sedu, matanya merah dengan air muka masam.

“Bi….” rajuknya masih sesenggukan

Bapak muda yang dipanggil Abi itu masih tenggelam dengan bacaanya. Continue reading

Ath Thoyyibaatu Lith Thoyyibiina

Subuh telah berlalu, pagi hari di tanggal 23 Jumadil Ats Tsani 1436 H, jalanan mulai ramai dengan lalu-lalang kendaraan. Dzikir-dzikir khas pagi hari, semacam Surat Al Waqi’ah berdengung di setiap sudut penjuru pondok. Pengajian tafsir Al-Quran sebentar lagi dimulai.

Para santri dengan semangat berebut memasuki ndalem Nyai untuk mendapatkan duduk paling depan, meski terkadang hawa kantuk tetap menyerang. Pernah, beberapa diantara mereka yang terlalu percaya diri dengan berkali-kali menunduk karena mengantuk, mendapat ta’zir dari Nyai, yaitu membaca wirid sambil berdiri. Continue reading