Tag Archives: Banu Hasyim

Sudah Bershalawat-kah Hari Ini ??

Iman kepada Rsholawat 1asul adalah mempercayai Rasulullah sebagai Utusan Allah. Jika Iman adalah percaya, sudah pasti Iman bisa menumbuhkan cinta. Kalau kita mengimani kerasulan Nabi, sudah pasti kita mencintai Nabi. Nah, kalau sudah cinta, mana mungkin tidak bisa setia.

Banyak orang mengaku umat Nabi, akan tetapi setelah diselidiki kesehariannya, sungguh memprihatinkan. Banyak orang mengatakan mencintai Nabi, akan tetapi dilihat dari kebiasaannya, mendoakan Beliau saja jarang apalagi mengamalkan sunah-sunah beliau. Banyak orang mengucap Rindu Rasullah, tetapi Continue reading

Embun Segar Itu Berbuah Mahkota

 photo AyoMondok-Pesantrenku-Keren1_zpscxpz5lvs.jpgSetiap prosesi wisuda selalu mengharukan. Apalagi wisuda Tahfidz Al Qur’an. Hampir mustahil tidak menangis.

“Asyhad annakum qod tamma lil hifdzi Al Qur’an tsalatsina juz an kaamilaan”

Suara menggelegar pelantun isyhad wisuda tahfidh tiga puluh juz  berhasil membuat tangisku pecah. Bukan hanya aku, ratusan pasang mata di seluruh penjuru ruangan ini –pun tak luput dari haru. Air mata dan isakan mereka seakan berpadu dan bersahutan mengiringi momentum sakral ini.

Satu persatu keluarga Allah dipanggil namanya untuk dibaiat diatas panggung megah yang menghadap ke barat. Iringan sholawat menambah syahdunya hati ketika Continue reading

Kurang Piknik Bukan Penghalang Untuk Berprestasi

“Kif… Kifah….” suara itu terdengar begitu mengganggu. Namun gadis yang tengah duduk ditemani sebuah buku berbahasa jepang itu tak banyak menanggapi. Hanya seutas senyum simpul yang terukir di wajahnya.

“Mbak Akiif…” panggilan itu muncul dua kali. Gadis itu menoleh ke arah suara yang menyebut namanya.

“Ada apa akhwati[1]?” jawabnya singkat.

“Foto-foto sama kita yuk! Sekali-s ekali selfie biar boyish dikit” bujuk salah seorang diantara mereka. Continue reading

PURNAMA JATIPURWO

10712983_1594965127399895_3915535417741004218_nAl ‘Arifubillah Almaghfurlah KH. Muhammad Utsman Al Ishaqi dilahirkan di Surabaya pada bulan Jumadil Akhir 1334 H, setelah 16 bulan berada dalam rahim ibundanya. Dikisahkan sejak kecil Kyai Utsman sdh memiliki banyak keistimewaan diantaranya beliau selalu tdk ada di rumah setelah maghrib dan baru pulang setelah jam 11 malam dgn badan yg penuh lumpur. Ternyata setelah diselidiki, beliau berada di sungai didekap oleh seekor buaya putih.

Setiap malam Kyai Utsman selalu tidur di surau bersama kakek beliau Kyai Abdullah, selain kakek beliau tdk ada yg berani mendampingi beliau tidur, karena dari mata Kyai Utsman memancarkan sinar terang seakan-akan mau menembus langit. Continue reading