Jumat, 5 Rajab 1436 H,
Anak merupakan amanat di tangan kedua orangtuanya, dimana qalbunya yang masih bersih merupakan permata yang sangat berharga dan murni yang belum dibentuk serta diukir. Anak menerima apa pun yang diukirkan padanya dan menyerap segala hal yang ditanamkan padanya.
Jika anak dibiasakan dan dididik untuk melakukan kebaikan, niscaya dia akan tumbuh menjadi baik dan menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat. Dan setiap orang yang mendidiknya, baik itu orang tua maupun para pendidiknya yang lain akan turut memperoleh pahala sebagaimana sang anak memperoleh pahala atas amalan kebaikan yang dilakukannya.
Sebaliknya, jika dibiasakan dengan keburukan serta ditelantarkan seperti hewan ternak, niscaya dia akan menjadi orang yang celaka dan binasa serta dosa yang diperbuatnya turut ditanggung oleh orang-orang yang berkewajiban mendidiknya. Siapakah orang yang berkewajiban mendidiknya itu? Tentu orangtua jawabannya.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّه عَنْه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّه عَنْه (فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ(أخرجه البخاري في كتاب الجنائز)
Dari (Abu) Hurairah ra. Dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: tidak ada seorang anakpun kecuali ia dilahirkan menurut fitrah. Kedua orangtuanyalah yang akan menjadikan yahudi, nasrani, dan majusi sebagaimana binatang melahirkan binatang dalam keadaan sempurna. Adakah kamu merasa kekurangan padanya. Kemudian abu hurairah ra. berkata : “fitrah Allah dimana manusia telah diciptakan tak ada perubahan pada fitrah Allah itu. Itulah agama yang lurus” (HR Bukhari dalam kitab jenazah).
Memiliki anak shalih yang mendoakan orangtuanya adalah salah satu amal yang tidak akan terputus pahalanya meskipun seseorang telah meninggal. Membiasakan anak berperilaku shalih, tentu tidak mudah. Faktor yang mengambil peran penting dalam pembentukan keshalehan anak adalah keshalihan orangtua itu sendiri. Jika kita menginginkan anak-anak shalih, maka kita juga harus menjadi orang yang shalih.
Keberadaan keluarga dalam proses pembentukan anak adalah hal yang tidak dapat dipungkiri. Karena keluarga adalah tempat sosialisasi yang paling utama bagi anak atau disebut juga sosialisasi primer. Dalam peranannya, ibulah yang sangat berpengaruh bagi pembentukan kepribadian seorang anak. Sesuai dengan syair arab yang mengatakan bahwa :
الأُمُّ مَدْرَسَةٌ إِذَا أَعْدَدْتَهَا أَعْدَدْتَ شَعْبًا طِيْبَ اْلأَعْرَاقِ
الأُمُّ رَوْضٌ إِنْ تَعَهَدْهُ … بِالرِّي أَوْرَقَ أَيْمَا إِيْرَاقٍ
الأُمُّ أُسْتَاذُ اْلأَسَاتِذَةِ اْلأُلَى … شَغَلْتَ مآثِرُهُمْ مَدَى اْلآَفَاقٍ
“Ibu ibarat sekolah jika engkau mempersiapkannya, sesungguhnya engkau telah mempersiapkan generasi yang indah perangainya”.
“Ibu ibarat tanaman yang dipenuhi kehidupan, jika engkau siram maka akan tumbuh tanaman serindang-rindangnya”.
“Ibu adalah gurunya para guru pertama yang keutamaannya mempesona di pelosok penjuru dunia”.
Ibu menjadi sekolah pertama bagi seorang anak karena darinya pendidikan anak dimulai. Dari seorang ibulah seorang anak bisa mengenal segala hal yang baru. Apapun yang dilakukan oleh seorang ibu biasanya lebih cepat dapat ditiru oleh anak, karena anak menganggap ibu adalah figur terbaik untuk dicontoh.
Salah satu kebiasaan orang tua yang perlu dicermati adalah menuntut anak untuk tampil sempurna sesuai keinginan orang tua. Dalam hal ini, perlu diperhatikan bahwasannya hal tersebut sangatlah kuno. Setiap anak memiiki kecerdasan masing-masing. Oleh karena itu usahakan untuk tidak pernah menuntut sesuatu kepada anak, karena hal ini akan membiasakan anak tidak ikhlas atas pekerjaannya, serta memiliki mental sebagai anak mama. Bisa jadi orang tua akan menjadi pembunuh utama mimpi dan pencapaian anak anaknya.
Peranan orang tua dalam proses pembentukan anak sangat menentukan perilaku anak mendatang. Pendidikan dasar yang diberikanpun, berpengaruh besar terhadap kepribadian anak. Maka dari itu, agama islam menganjurkan orang tua sebagai pemberi pelajaran tentang pendidikan agama yang pertama. Seperti dalam mengaji Al Quran. Orang tua diharapkan menjadi sosok pertama yang mengenalkan anak dengan Kalamullah.
Sama halnya apabila anda memiliki anak, usahakan dia bisa menghafal Al-Fatihah melalui anda. Ketika dia melantunkan Al-Fatihah, pahala mengalir terus untuk anda. Setiap sholat, setiap membaca doa sebelum belajar, bahkan setiap membaca bismillah ketika memulai pekerjaan.
Terkadang, ada perasaan lelah yang menghampiri orang tua sebagai pendidik bagi anaknya. Sehingga, sering kali ketika anak meminta bantuan, si ayah berkata “ayah capek nak, kamu dari tadi tidak bisa diam” atau si ibu menjawab “Kamu kira ibu tidak capek, dari tadi mengurus rumah, mengurus ayah, mengurus kamu”.
Mungkin kalimat tersebut terdengar normal, namun faktanya sangatlah berkesan. Tidak sepantasnya, orang tua mengatakan kalimat seperti itu. Karena lelah hanya ada pada mereka yang lupa caranya bersyukur.
Maka dari itu, Khalifah Kedua Umat Islam, Umar bin Khattab berpesan “Didiklah anak-anakmu, karena mereka akan hidup pada zaman yang berbeda dengan zamanmu”